Yuk, ah nyicil nulis lagi. Hehehehehehehe. Dari judul di atas sudah pasti ada kaitannya sama
aero sport, ya. Yups, sekitar jelang akhir tahun kemarin, pas ( seperti biasa ) iseng - iseng buka explore di instagram, nemu foto di mana ada orang naik semacam pesawat ringan semacam pesawat capung. Jadi pengen kan ikut nyobain. Nah, akhirnya setelah kepo sana - sini, ketemu deh kontaknya JFC.
JFC ( Jogja Flying Club ) adalah komunitas olah raga dirgantara cabang ultralight yang berlokasi di Adisucipto, Yogyakarta ( ini yang tertulis di deskripsi Instagramnya ), Jogja Flying Club juga wadah bagi siapa saja yang ingin menjadikan penerbangan sebagai hobi. Mereka juga melayani joyflight untuk umum. So, siapapun yang ingin nyoba, cuss langsung hubungi CP ( Contact Person ) yang ada di akun IG mereka.
Di sini ada 2 jenis tipe pesawat, yang satu jenis trike dan yang satunya jenis fixed wing
|
Trike |
|
Fixed Wing |
Kebetulan, waktu itu aku lebih tertarik nyoba yang trike. Menurutku lebih menantang. Selain itu, aku juga penasaran gimana rasanya nyentuh awan. Secara, kalau pakai pesawat biasa, mana bisa.hehehehe. Sebelum ke sana, baiknya hubungi mereka di awal. JFC hanya beroperasi ketika weekend saja. Semua flight start dari Adisucipto, kecuali paket Depok lokal. Beban Penumpang maximal 100 kilogram.. Dan pesawat hanya memiliki 2 seats, 1 pilot dan 1 penumpang. Sebisa mungkin, kita sampai di lokasi pukul 06.30 pagi. Dan karena aku di Wonogiri, jam 4 pagi udah OTW ma men. hahahahhaha. Masih ngantuk mata, udah berangkat ( Btw, thank you Pak Didik, udah nganter sesubuh itu. hehehehehehe ). Lokasinya di mana ? lewat pintu masuk AU. Biasanya, kita dijemput di depan. Kenapa ? kita kan ga punya ID untuk masuk ke sana, ga bisa sembarang orang bisa masuk kompleks ini ya. Jadi, kalau kita dijemput otomatis kita masuk pakai ID mereka.
Sebelum ikut joyflight kita harus mengisi form terlebih dahulu. O iya, jangan harap ketika kita datang kita bisa langsung terbang. Seperti halnya penerbangan komersil, kita harus menyesuaikan dengan dengan cuacanya. Kalau cuaca ga bersahabat, yaaaaa, gagal deh ya. Beruntungnya, ketika sampai di sana, aku hanya nunggu sekitar 1, 5 jam ( hanya ya. hhahahahha. Sekali lagi, kita nunggu cuaca OK ). Kita pun ga bisa sembarang terbang, karena kita satu lokasi dengan bandara Adisucipto, jadi kita harus mengikuti panduan dari menara ATC. Kita harus nunggu pesawat - pesawat komersil yang mau landing atau take off terlebih dahulu.
Kebetulan, kemarin aku mau nyoba yang jalur Borobudur. Awalnya takut - takut gitu pas mau take off, tapi begitu terbang, wuiiiiihhhhhh, ga pengen turun. hahhahahaha. Biasanya lihat Jogja dari bawah, nah ini bisa lihat Jogja dari atas. Dan yang di bawah berasa play set nya Barbie. hahahhahaha. Keren lah pokoknya. Setelah muterin Borobudur, waktunya balik ke Adisucipto, harusnya sih langsung ke sana, tapi kebetulan ada perintah kalau kita muter dulu aja di Monjali, karena akan ada pesawat yang mau landing terlebih dahulu. Aku sih seneng - seneng aja, waktunya jadi molor kan. hahahahha. Pas kita di atas Tugu Jogja ( harusnya di Monjali, tapi sama pilotnya diajak muter di Tugu ), padahal kita udah jauh dari pesawat yang mau landing tadi, tetiba pesawat kita seperti tertarik ke bawah, sampai - sampai alat komunikasi antara aku dan pilotnya kelepas. Kata mas Faslan ( si mas pilot ini ) kita masih terkena efek jet dari si pesawat yang barusan lewat. Kalau di darat semacam kita diasepin angkot. Tapi, karena kita disepin sama mesin jet, yah jadilah kita berasa ketarik ke bawah. Jujur deh pas itu sama sekali ga takut, seru malah. Hahahahahaha. Setelah, ada ijin buat balik, akhirnya kita balik lagi ke Adisucipto.