Rabu, 26 Agustus 2015

Cahaya Surga di Perut Bumi ( Goa Jomblang - Goa Grubug )



Petualangan kemarin sebagai penutup liburan di Jogja adalah Goa Jomblang. Terletak di kecamatan Semanu, Gunung Kidul, wisata yang satu ini pantas dicoba. Tidak usah takut tersesat untuk menuju tempat ini, karena di jalan sudah banyak penunjuk arah ke Goa Jomblang. Jalanan sudah lumayan mulus, hanya saja sekitar 300 m menuju Jomblang resort, jalanan masih alami. Untuk yang bawa motor, sih bisa memilih jalan. Tapi, untuk yang bawa mobil, jalannya harus ekstra hati - hati dan pelan - pelan saja, ya.


Jalan masuk Goa Jomblang



Untuk bisa ikut turun ke Goa Jomblang sebelumnya harus reservasi terlebih dahulu. Tidak bisa langsung datang. Karena memang pengunjungnya dibatasi, sekitar 30 orang per hari. Itu pun, kita tidak bisa seenaknya datang, tidak bisa sembarang waktu. Karena mulai jam 10 pagi semua pengunjung sudah mulai turun ke gua. Kenapa? Ya, agar kita bisa mendapat momen yang pas, ketika cahaya surga turun. Cahaya surga ? Oke, begini Gua Jomblang adalah gua vertikal. Tidak seperti kebanyakan gua yang pintu masuknya horizontal, untuk menuju goa Jomblang kita harus turun dengan tali. Nah, ada saat di mana, cahaya matahari masuk ke dalam gua. Karena cantik nya dinamakan dengan cahaya surga.







Setelah memakai coverall, sepatu boot, helm, dan headlamp, seorang pemandu pun memasangkan SRT  sambil menjelaskan nama dan fungsinya masing-masing. SRT set tersebut terdiri dari seat harness, chest harness, ascender / croll, auto descender, footloop, jammer, carabiner, cowstail panjang, serta cowstail pendek. Saat akan turun ke gua, demi mempercepat semua pengunjung masuk ke dalam gua, maka kami dipasang kan dua-dua. Pada saat akan turun inilah yang paling deg-degan, secara dalam banget, Cuy. Ahahahahahaha. Tapi, jangan tutup mata, ya, bakalan rugi. Karena pemandangannya kerennnnnn. Setelah kaki berhasil menjejak tanah, lega rasanya. Nah, kita turun tepat di vegetasi hutan purba. Yang kata salah satu crew nya, belum diketahui jenis - jenis  tumbuhan yang hidup di situ. Meski pun di permukaan kering karena musim kemarau, tapi di sini tumbuhan masih hijau dan tanahnya lembab.

Turis manca banyak lho yang ke sini :)


Vegetasi Hutan Purba


Setelah kira - kira 15-20 orang dalam satu rombongan, maka perjalanan lanjut lagi. Kita harus turun lagi, tapi cukup dengan jalan kaki. Tapi, tetep harus hati - hati, karena jalannya licin, bisa - bisa jatuh terpeleset. Setelah turun, kita masih harus masuk ke semacam lorong penghubung antara Gua Jomblang dan Gua Grubug. Nah, kata crewnya lorong ini memiliki gelap abadi, dan benar saja begitu masuk tidak kelihatan apa - apa. Meski pun, ada penerangan ( menggunakan aki ) tapi tak cukup untuk menerangi, jadi kalau bisa bawa headlamp atau senter ya. Lumayan, untuk menerangi jalan. Di dalam lorong ini juga harus hati - hati jalannya, selain remang - remang jalan jadi tidak begitu jelas, juga licin, hati - hati jatuh.

Menuju lorong penghubung Goa Jomblang - Goa Grubug

Lorong Penghubung, gelaaaapppp

 
Begitu ujung sampai lorong... meennnnn, kita bakal melihat keindahan cahaya yang luar biasa. Kita tidak bisa liat seperti ini di permukaan. Selain itu, kita juga disambut dengan suara gemuruh yang berasal dari sungai bawah tanah. Aliran sungai ini berasal dari aliran sungai Kali suci yang nantinya bermuara di pantai Baron. Sungai ini di kedalaman 120 m dari permukaan tanah, dan dari tempat saya berdiri, kira - kira 30 m di bawah saya. Nah, di Gua Grubug inilah, kita bisa melihat cahaya surga. Di sini juga terdapat dua stalagmit besar, yang terbentuk dari tetesan - tetesan air yang mengandung kapur di atasnya. Nah, kita tidak boleh naik ke atasnya, mungkin karena ditakutkan jika tergelincir akan langsung jatuh ke dalam sungai. Di seberang batuan ini, terdapat cekungan gelap gulita, tempat hidup para kelelawar.

Cahaya Surga
Aliran sungai bawah tanah

Stalagmit


Untuk urusan safety, tenang saja, pasti dijamin. Menurut info yang saya dapat dari salah satu  nya, peralatan di sini akan diganti jika memang harus diganti, tapi minimal sebulan sekali peralatan di sini akan diganti.

Cahaya turun di Goa Grubug


Sebelum ke sini, kita harus hubungi dulu pengelola Jomblang resort, mas Cahyo Alkantana ( untuk yang menginginkan nomor mas Cahyo. silahkan email ya ). Kalau dari luar kota, takut kesiangan sampai bisa menginap di resortnya. Karena kebetulan waktu itu saya lagi di Jogja, sama mas Cahyo diminta berangkat jam 7 pagi, agar jam 09.30 bisa sampai di lokasi. Pengelola dan crewnya sama ramahnya. Boleh dicoba lah. O iya, kita dikenakan biaya 450rbu/ orang include makan siang.
Untuk liburan nanti, tempat ini recommended sekali. :)

4 komentar: